Monday, August 17, 2020

5 sehat 4 sempurna Untuk Gizi Seimbang

Tujuannya, untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar, sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh. Slogan ini dicetuskan oleh guru besar ilmu gizi pertama Indonesia, Prof. Dalam konsep 5 sehat 4 sempurna, makanan sehat terdiri dari empat sumber nutrisi penting meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Kemudian, disempurnakan dengan minum susu karena kaya akan protein, vitamin D, kalsium, vitamin B12, vitamin A, fosfor, dan gizi lainnya. Sumber energi tubuh paling besar didapatkan dari makanan pokok harian yang dikonsumsi. Terutama, yang kaya kandungan karbohidrat, seperti nasi, jagung, gandum, kentang, oat, dan umbi-umbian. Pendamping makanan pokok ini berfungsi sebagai sumber zat pembangun untuk tubuh. Makanan lauk pauk beragam, biasanya memiliki kandungan protein. Misalnya, telur, daging, ikan, tahu, dan tempe. Sayuran hijau sangat disarankan karena penting untuk nutrisi tubuh. Warna hijau sayur mengandung klorofil sebagai sumber antioksidan. Selain itu, sayuran juga kaya kandungan sulfarophane dan isothiocynate yang bersifat anti-kanker. Serta, terdapat banyak vitamin, serat, dan protein nabati.


Kandungan air, vitamin, mineral, dan serat tinggi dalam buah-buahan bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan dan kebugaran tubuh. Terakhir, susu adalah pelengkap dari contoh makanan 5 sehat 4 sempurna di atas. Sejak tahun 1990-an, slogan 5 sehat 4 sempurna dianggap sudah tidak memenuhi perkembangan dan pemenuhan gizi saat ini. Hingga, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengganti prinsip 5 sehat 4 sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Dalam Pedoman Gizi Seimbang, ada empat poin yang harus dijalani agar gizi baik dapat terpenuhi. Di antaranya, variasi makanan, pola hidup bersih, pola hidup aktif dan olahraga rutin, serta memantau berat badan sesuai Indeks Massa Tubuh (IMT). Mengacu pada Nutrition Guide for Balanced Diet, PGS diyakini mampu mengatasi masalah ganda terkait gizi, baik kekurangan atau kelebihan gizi. Sumber energi/tenaga: padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan, sagu, jagung, dan lainnya. Sumber zat pengatur: sayuran dan buah-buahan. Sumber zat pembangun: ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan, dan hasil olahan seperti tempe, tahu, oncom, susu kedelai.


Lalu muncul pertanyaan, apa perbedaan 5 sehat 4 sempurna dan Pedoman Gizi Seimbang? Berdasarkan rilis resmi Kementerian Kesehatan RI tahun 2016, terdapat beberapa perbedaan mendasar terkait dua jargon tersebut. 5 sehat 4 sempurna: Menekankan pada konsumsi nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan disempurnakan dengan susu. Gizi Seimbang: Susunan makanan harian mengandung zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Di sini, susu bukan sebagai makanan penyempurna. 5 sehat 4 sempurna: Tidak menyertakan jumlah (porsi) yang harus dikonsumsi dalam sehari. Gizi Seimbang: Ada porsi harian. Jika pola makan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, sedikit protein, sedikit sayur dan buah, maka itu tidak sehat. 5 sehat 4 sempurna: Tidak menggambarkan bahwa tubuh perlu minum air mineral secara cukup, aman, dan bersih. Gizi Seimbang: Kebutuhan air mineral sangat penting, minimal 2 liter atau 8 gelas per hari. Nah, terlepas dari prinsip menu makanan 5 sehat 4 sempurna maupun Pedoman Gizi Seimbang, memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh adalah suatu keharusan bagi setiap individu. Sebab, dengan variasi makanan bergizi dan pola hidup sehat, tubuh pun akan selalu bugar dan terhindari dari berbagai penyakit. Semoga tulisan ini bermanfaat.


Begitupun dengan keberadaan susu di pedoman 5 sehat 4 sempurna yang belum tentu cocok dikonsumsi semua orang, terutama yang mengidap intoleransi laktosa. Pedoman Gizi Seimbang tidak hanya memberikan panduan terkait makanan, tetapi juga kesehatan secara menyeluruh terutama yang bersifat preventif. Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga mau tak mau kamu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan yang berbeda. Namun, mengonsumsi makanan yang beragam bukan berarti kamu bebas menyantap berbagai jenis makanan. Semuanya harus dikonsumsi berdasarkan proporsi serta jumlah yang sesuai dengan kebutuhanmu. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih, kamu dapat mengurangi risiko terpapar sumber infeksi, yaitu kuman, virus, dan bakteri. Penyakit infeksi dapat memengaruhi gizi secara langsung. Misalnya, jika kamu menderita diare, kamu akan mengalami penurunan nafsu makan, dan zat gizi akan sulit diserap oleh tubuh. Padahal, saat sakit, kamu memerlukan zat gizi yang lebih banyak untuk membantu metabolisme serta perbaikan sel-sel tubuh.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.